Dari Teh Sosro hingga Netflix, billboard interaktif yang bereaksi terhadap lingkungan terbukti lebih menarik perhatian dan meningkatkan keterlibatan audiens. Ini alasannya.
Billboard yang dapat merespons lingkungan kini menjadi strategi pemasaran yang semakin diminati oleh brand. Kampanye seperti iklan Ramadan dari Sosro dan promosi serial Netflix menunjukkan bagaimana pendekatan ini membuat iklan lebih relevan dan menarik perhatian audiens.
Seperti diberitakan campaignindonesia.id, dalam kampanye Ramadan, Sinar Sosro memasang billboard digital di Jakarta Selatan yang berubah tampilan sesuai waktu azan Maghrib. Visualnya menampilkan transisi dari gelas kosong menjadi segelas es teh penuh, mencerminkan momen berbuka puasa yang dinantikan. Pendekatan berbasis waktu ini memperkuat koneksi emosional dengan konsumen.
Netflix juga menerapkan konsep serupa dalam promosinya untuk serial Black Knight dan Toxic Town. Dikutip dari situs campaignindonesia.id, billboard interaktif mereka di Jakarta dan beberapa kota di Inggris bereaksi terhadap kualitas udara. Misalnya, dalam kampanye Black Knight, wajah tokoh utama pada billboard berubah sesuai tingkat polusi—memakai masker saat AQI buruk dan melepasnya saat udara membaik. Sementara itu, Toxic Town menampilkan poster yang tertutup asap semakin tebal seiring memburuknya kualitas udara, memperkuat tema cerita tentang dampak limbah beracun.
Kampanye semacam ini lebih dari sekadar promosi. Billboard yang merespons kondisi sekitar menciptakan pengalaman iklan yang lebih dekat dengan realitas audiens, memicu percakapan, dan meningkatkan daya ingat terhadap brand. Dengan teknologi yang terus berkembang, strategi ini diprediksi akan semakin banyak digunakan untuk menciptakan iklan yang lebih kontekstual dan berdaya tarik tinggi.
Konsultasi Iklan OOH
Bingung dengan strategi iklan luar ruang Anda? Konsultasikan dengan kami, dan temukan solusi terbaik untuk penempatan dan desain iklan yang tepat sasaran.